Reading Wrap Up: March 2016


Dan Maret pun telah berakhir. Waktu memang berlalu dengan cepat. Apalagi jika kita larut dalam kesibukan. Di bulan ketiga ini, aku berhasil membaca lima buah buku. Semuanya masih buku fiksi. Namun temanya cukup bervariasi yaitu romance, mystery, thriller, hingga fantasy. Jika ditotal dari awal Januari, aku sudah berhasil membaca 14 buku di tahun 2016 ini. #yaiyy #jadilah :D



Blurb:
“Kupikir, sebaiknya kamu jangan jatuh cinta kepada penulis. Ia lebih banyak memeras kenangan, sebanyak mungkin dari dirimu, untuk kemudian ditinggalkan.”
Nalea tidak mendengarnya sebagai sebuah peringatan. Mereka tetap kian dekat. Nalea tidak paham apakah ia jatuh cinta atau tidak.
Reruntuhan Musim Dingin

“Saya benar-benar takut,” jawab wanita itu.
“Takut apa?”
“Saya takut tidak bisa merasakan ketakutan lagi sama sekali.”
Abnormaphobia

Seandainya bisa, kita akan memilih untuk menolak perjumpaan dengan sebagian orang dan menghalau perpisahan dengan sebagian yang lain dalam hidup. Sayangnya, hidup sejatinya mengenai perputaran perjumpaan dan perpisahan tanpa henti. Musim semi lirih berlalu, sementara musim dingin runtuh perlahan.

Dan meskipun tidak menginginkannya, kita terpaksa mengalaminya. Berjumpa dengan orang yang kemudian kita sesali, berpisah dengan orang yang tak mungkin ditemukan pengganti.

Seperti halnya perjumpaan dan perpisahan yang disuguhkan Sungging Raga. Tak terduga.

Tentang Penulis:
Sungging Raga lahir di Situbondo pada 25 April 1987. Menyelesaikan sekolah di kota asalnya, kemudian merantau ke Yogyakarta untuk kuliah di Jurusan Matematika Universitas Gadjah Mada. Mulai aktif menulis cerita pendek seak 2009. Karya-karyanya telah dimuat di beberapa media lokal dan nasional, juga dibukukan di beberapa antologi seperti Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas (2009, 2011, dan 2013).



Blurb:
Di sebuah kompleks pemukiman miskin di Williamsburg, Brooklyn, tumbuh sebatang pohon ailanthus yang kuat dan tahan cuaca. Beberapa orang menyebutnya Pohon Surga---satu-satunya pohon yang berjuang keras mencapai langit dan sanggup tumbuh subur di lahan sempit dan di antara semen. Daun-daun dan ranting-rantingnya yang hijau mirip payung yang terbuka, dan di dekat pohon itulah Francie Nolan suka menghabiskan hari-harinya.

Francie Nolan adalah anak perempuan sebelas tahun yang keluarganya menjadi salah satu keluarga imigran di Brooklyn. Buku ini menceritakan perjalanan hidupnya, bersama adik lelakinya, ayahnya, dan ibunya yang begitu gigih ingin memberikan pendidikan bagi anak-anaknya agar bisa keluar dari jerat kemiskinan.

A Tree Grows in Brooklyn adalah cerita klasik yang menggambarkan dengan sangat mengesankan tentang pentingnya cinta dan fondasi keluarga yang kuat dalam mengatasi masa-masa penuh kesulitan.

Tentang penulis:
Betty Smith terlahir dengan nama Elizabeth Wehner pada tanggal 15 Desember 1896, tanggal lahir yang sama sekalipun lima tahun lebih awal, dengan tokoh fiksinya Francie Nolan. Sebagai puteri imigran Jerman, Betty tumbuh sebagai anak miskin di wilayah Williamsburg, Brooklyn, dunia yang ia ciptakan dengan sangat mendetail di A Tree Grows in Brooklyn.



Blurb:
Gadis itu terbaring miring. Posisinya wajar dan tenang. Tapi di atas telinganya ada lubang kecil dengan bekas darah kering di sekelilingnya.

Kemudian pandangan Poirot tertuju pada dinding putih di depannya dan ia menarik napas dalam-dalam.

Dinding putih bersih itu dikotori huruf "J" berwarna merah kecokelat-cokelatan yang ditulis dengan gemetar. Poirot membungkuk di atas mayat gadis itu dan dengan hati-hati mengangkat tangan kanan si gadis. Salah satu jarinya bernoda merah kecokelatan....

Tentang Penulis:
Agatha Christie adalah penulis kisah misteri paling terkenal di dunia dan pengarang yang karyanya paling laku sepanjang masa dengan mengecualikan William Shakespeare. Christie menerbitkan lebih dari 80 novel dan sandiwara teater yang kebanyakan merupakan kisah detektif dan misteri ruangan tertutup, banyak dari karyanya tersebut yang berkisah mengenai salah satu tokoh serialnya, Hercule Poirot atau Miss Marple. Dia adalah seorang tokoh besar dalam fiksi detektif untuk keberhasilan komersialnya dan inovasinya dalam genre tersebut. Meskipun dia suka mempersulit kisahnya dengan teka-teki yang lain dari umumnya, dia juga sangat teliti dalam "bermain adil" terhadap para pembacanya dengan memastikan bahwa semua informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan teka-tekinya diberikan. Salah satu karya awalnya, "Pembunuhan atas Roger Ackroyd", terkenal untuk akhir ceritanya yang mengejutkan.



Blurb:
Seorang diri Starling menyusuri koridor remang-remang itu. Ia tidak menoleh ke sel-sel di kedua sisi. Suara langkahnya berkesan keras baginya. Kecuali itu hanya ada suara mendengkur dari satu atau dua sel, serta tawa terkekeh-kekeh dari sel lain...

Dr. Lecter mengenakan seragam putih rumah sakit jiwa di selnya yang berwarna sama. Kecuali rambut, mata, dan mulutnya yang merah, segala sesuatu di sel itu berwarna putih. Wajahnya sudah begitu lama tidak terkena sinar matahari, sehingga seakan-akan menyatu dengan warna putih yang mengelilinginya; sepintas lalu timbul kesan wajahnya melayang di atas kerah bajunya. Lecter duduk di meja di balik jaring nilon yang menghalanginya dari terali. Ia sedang membuat sketsa pada kertas roti dengan memakai tangannya sebagai model. Sementara Starling menonton, Lecter membalikkan tangan dan, sambil meregangkan jari-jemari, menggambar sisi dalam lengannya. Dengan jari kelingking ia menggosok-gosok salah satu garis yang dibuatnya dengan arang.

Starling mendekati terali, dan Lecter menoleh.
“Selamat malam, Dr. Lecter.”

Ujung lidah Lecter yang merah muncul di antara kedua bibir yang tak kalah merahnya. Sejenak lidahnya menyentuh bibir atas, tepat di tengah, lalu menghilang kembali.
“Clarice.”

Starling mendengar suaranya yang parau, dan dalam hati ia bertanya, sudah berapa lama sejak pria itu terakhir angkat bicara. Keheningan seakan berdenyut-denyut.

Tentang Penulis:
Thomas Harris lahir di Jackson, Tennessee pada 11 April 1940. Meski lahir di daerah tersebut, Harris dan keluarganya kemudian pindah ke daerah Mississippi. Harris termasuk anak yang introvert dan dia telah gemar membaca buku sejak masa sekolah. Ketika berkuliah di Baylor University, dia juga bekerja sebagai wartawan untuk sebuah koran lokal. Hannibal Lecter adalah karakter fiksi rekaannya yang membuatnya terkenal.



Blurb:
Nobody Owens––panggilannya Bod––adalah anak biasa, benar-benar biasa, seandainya dia tidak tinggal di kompleks pemakaman, dibesarkan oleh hantu-hantu, dengan wali yang tidak berasal dari dunia orang hidup maupun orang mati. Banyak petualangan di pemakaman itu, dan kalau Bod pergi ke dunia luar, dia terancam bahaya dari pria bernama Jack––yang telah membunuh seluruh keluarga Bod.

Pencerita ulung Neil Gaiman kembali menyajikan cerita tentang kehidupan dan kematian, kasih sayang dan tumbuh dewasa, serta menemukan keluarga di tempat-tempat yang tampaknya paling mustahil.

Tentang Penulis:
Neil Gaiman adalah penulis buku anak-anak, termasuk buku laris berjudul ‘Coraline’; kumpulan cerita pendek untuk pembaca muda ‘M is for Magic’; dan ‘Interworld’ yang ditulisnya bersama Michael Reaves. Beberapa penghargaan yang telah diperolehnya adalah World Fantasy Award, Hugo Award, Nebula Award, dan Bram Stroker Award. Neil Gaiman berasal dari Inggris dan kini tinggal di Amerika Serikat. Kunjungi dia online di www.mousecircus.com

Yap, itulah kelima buku yang telah berhasil kubaca di bulan Maret. Kebanyakan buku terjemahan. Namun syukurlah aku bisa membaca satu buku karangan anak bangsa. Ssst...itu buku hadiah hasil menang GA, lho, haha. Baiklah lebih baik kututup saja postingan rekapan ini di sini. Silakan klik judulnya untuk membaca review-ku mengenai buku tersebut. Selamat menyonsong April, fellas. :D

Comments

Popular posts from this blog

7 Alasan Memilih dan Membeli Buku Bacaan

[Review] The Silmarillion by J.R.R Tolkien – Sebuah riwayat yang panjang

[Review] Cewek Paling Badung di Sekolah by Enid Blyton – Asal mula Elizabeth dikirim ke Whyteleafe