[Review] Eternally by Maureen Child – Bertemu dengan pasangan takdir
"Pengkhianatan menyayat lebih dalam daripada pedang. Sakit. Begitu
menyakitkan hingga saat dia menusukmu, kau bahkan tidak merasakannya" -
Julie
gambar diambil dari sini |
Judul: Eternally (Hidup Abadi)
Series: Guardians #1
Series: Guardians #1
Pengarang: Maureen Child
Penerbit: Gramedia
Pustaka Utama
Tahun terbit:
Desember, 2010
Tebal buku: 272
halaman
ISBN:
978-979-22-6534-7
Harlequin! Pertama kali mengetahui kata
tersebut eksis adalah dari sebuah blog resensi buku yang khusus membahas
novel-novel Harlequin. Awalnya aku penasaran dengan penamaannya yang unik.
Begitu tidak biasa, awalnya aku kira itu adalah judul buku, haha. Setelah tahu,
itu ternyata, umm, katakanlah genre suatu novel, aku jadi makin penasaran.
Satu hal yang ikut membuatku penasaran
mengenai Harlequin adalah cover novel-novel tersebut. Kenapa ya, itu ilustrasi
cover-nya kebanyakan gambar laki-laki, perempuan, atau sebuah bangunan.
Biasanya jika bergambar laki-laki atau perempuan, maka mereka memakai pakaian
rapi. Yang laki-laki memakai stelan jas sementara yang perempuan memakai dress
atau gaun selutut. Pose mereka itu lho, intim banget. Yup, sejauh pengamatanku
novel Harlequin memakai gambar asli atau foto untuk ilustrasi cover-nya,
kebanyakan begitu. Hingga saat ini, akhirnya aku tahu, jika Harlequin adalah
bukan sekedar novel romantis namun novel romantis dewasa, haha. Itu menjelaskan
mengapa itu ilustrasi cover-nya intim banget, haha.
Harlequin-ku yang pertama adalah seri
Nocturne: Eternally karangan Maureen Child. Novel terbitan Gramedia ini ku beli
di PesBuk (Pesta Buku) murah yang diadakan di pelataran parkir Gramedia Jambi.
Sebenarnya aku kurang suka dengan cover-nya. Terlebih saat membaca judulnya,
aku jadi bingung sendiri. Judulnya itu Nocturne, atau Maureen Child, atau
Eternally alias Hidup Abadi. Haha, hadehh banget, cukup bingung di awalnya.
Tetapi, ya, karena itulah novel Harlequin yang bisa kutemukan saat itu, jadi
ku putuskan untuk membelinya.
Benar saja, predikat sebagai novel romantis
dewasa sudah terlihat sejak awal bab. Aku cukup terkejut saat menemukan kata
-seks- di halaman 12 dan kata -payudara- di halaman 18. Haha, asli cepat banget
cerita ini bergulir dan tanpa pemanasan apapun, tokoh perempuannya sudah jatuh
cinta kepada tokoh laki-lakinya. Oke, mari kita anggap saja Love at the First
Sight (LFS). Dan LFS tersebut serta merta sudah mampu membawa alur cerita ke
hal yang lebih intim dalam waktu singkat. Oke, oke, sebaiknya ku ringkas
sedikit tentang isi cerita novel Harlequin pertamaku ini.
Adalah Julie Carpenter yang baru saja
bercerai dari suaminya dan menjalani kehidupan barunya. Pada suatu malam dia bertemu
dengan Kieran MacIntyre. Mereka bertemu di suatu pesta di rumah Julie. Yang
perlu kita ketahui, Kieran ternyata adalah seorang Penjaga a.k.a Pemburu Iblis
yang sudah hidup selama 500 tahun lebih. Kieran dianugerahi kehidupan abadi,
kekayaan yang amat banyak, serta tentunya wajah dan tubuh tampan nan atletis
sebagai ganti untuk kesediaannya menjadi Pemburu Iblis. Satu kesamaan antara
Julie dan Kieran adalah mereka sama-sama pernah dikhianati oleh pasangannya
masing-masing. Julie dikhianati oleh suami dan sahabatnya sendiri. Sementara Kieran
dikhianati oleh istrinya sebelum dia menjadi Penjaga.
Ada sebuah hukum yang mengikat Kieran dan
Julie. Hukum tersebut mengenai Pasangan Takdir. Seorang Penjaga akan menjadi
lebih kuat saat dia telah menemukan dan intim dengan Pasangan Takdirnya. Petunjuk
mengenai Pasangan Takdirnya hanya si Penjaga sendiri yang mampu merasakan dan
menentukan. Ahh, hukum yang err ya mungkin hanya ada di Harlequin kali ya,
haha. Jujur aku sedikit rolled my eyes saat membaca hukum ini. :D
Lalu apa dong konflik di novel harlequin yang
sudah tuntas kubaca ini? Tidak lain adalah tentang si Iblis sebagai antagonis
penyebar masalah. Si Iblis yang entah apa namanya, sangat doyan membunuhi
manusia berkelamin perempuan. Iblis psycho ini sepertinya, haha. Sebenarnya
Iblis ini sudah pernah dikirim Kieran ke Neraka. Namun pada kenyataannya, si
Iblis berhasil lolos dari Neraka, tanpa tahu bagaimana. Dan seperti yang bisa
diduga -jika sejauh ini ada pembaca yang menduga alur cerita- si Iblis ini
mengejar Julie. Dia berniat membunuh Julie karena dia adalah Pasangan Takdir si
Penjaga Kieran.
Okelah, sekilas memang terkesan cukup
tipikal dan klise banget. Namun ada hal menarik saat si Penulis mengaitkan Iblis
ini dengan Jack the Ripper, penjahat terkenal dari Whitechapel, Inggris, yang
puluhan tahun lalu hobi menggorok leher para perempuan korban kesadisannya.
Iblis inilah yang merasuki beberapa manusia dan melakukan pembunuhan di
Whitechapel tersebut. Itulah mengapa setiap saksi mata yang melihat selalu
mempunyai gambaran berbeda mengenai pelaku atau si Jack the Ripper tersebut.
Ada yang menggambarkannya sebagai pemuda jangkung, ada pula yang mengatakan
melihatnya sebagai pemuda pendek. (hal:99)
Lebih jauh, aku teringat akan drama-drama
Korea saat membaca kisah percintaan antara Kieran dan Julie ini. Tipikal
banget. Si Julie awalnya marah-marah dan menolak dibantu oleh Kieran yang
kemudian berkembang menjadi kecerobohan yang menjengkelkan. Ya, begitulah
intinya. Bertengkar di awal lalu jatuh cinta dan intim di akhirnya. Untuk
pertengkaran itu sendiri menghabiskan hampir separuh isi buku. Hmm, apakah
memang cinta selalu datang melalui pertengkaran? Apakah cinta yang datang dari
kerukunan kalah romantis dan kalah hebat dari yang datang melalui pertengkaran?
Ahh, entah lah. Sebaiknya kita lanjut membahas novel ini saja, haha.
Setelah membaca novel ini, aku jadi berpikir
jika percintaan di novel Harlequin sangat berlebihan. Lelakinya terlalu
digambarkan sebagai pemuda kaya raya, paling ganteng dan atletis sejagat, serta
tentunya untuk novel yang semacam ini, pemuda itu berusia ratusan tahun plus
abadi tanpa menua sedikit pun. Nah, lain lagi dengan penggambaran si perempuannya.
Contohnya Julie, digambarkan sebagai perempuan biasa yang perlu bekerja keras
untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Walaupun biasa, bagi Kieran, dia terasa
berbeda dari perempuan kebanyakan. Perempuan ini yang lantas tiba-tiba menjadi
begitu beruntung ditaksir oleh cowok perfect seantero alam semesta. Plus dengan watak sedikit bebal
dengan menolak lalu marah-marah di awalnya dan tadaa..ujung-ujungnya malah
klepek-klepek nyerah sama pesona si pemuda tersebut. Asli penuh pesona banget
kedua karakter ini digambarkannya.
Well, ketika membaca buku atau novel semacam
ini, maksudnya novel dengan makhluk abadi super kaya dan super keren, semacam
si Penjaga ini atau vampire, atau tentang Iblis, Siluman, dan sebangsanya, ada
satu pertanyaan yang terlintas di benakku. Siapakah yang menciptakan penokohan
seperti ini untuk pertama kalinya? Terutama untuk tokoh vampire, werewolf, dan
kawan-kawannya. Salut banget karena sangat jenius dan bertahan begitu lama
serta terus hidup dalam berbagai macam kisah, dalam satuan abad malah. Ya, ini
terlepas dari kebenaran eksistensi makhluk-makhluk tersebut yaa. Namun di lain
pihak, aku juga kangen akan sesuatu yang berbeda. Ada seseorang yang
menciptakan penokohan baru yang kuat dan mampu menjadi pesaing bagi tokoh
vampire atau apapun itu yang mampu hidup ratusan tahun tanpa perlu menua.
Mungkinkah aku lah orang yang akan menciptakannya? Huahaha. Maafkan. Anggap
saja ini imajinasi liarku yang tak menentu. Jikalau ternyata sudah ada, share
ke aku ya teman-teman. Biar wawasan di dunia fiksi ini makin bertambah juga. :)
Buku Harlequin setebal 272 halaman ini berhasil
aku tamatkan dalam waktu sehari. Setidaknya rasa penasaranku sedikit terjawab.
Bahwa Harlequin itu sepertinya adalah novel dewasa yang dilengkapi dengan
adegan menjurus ke intim serta kisah cinta yang err bisa dikatakan berlebihan.
Terlalu fiksi untuk terjadi di dunia nyata. Ini pendapat ku lho ya. Namun biar
fair, aku sebaiknya membaca beberapa Harlequin lagi. Boleh jadi bisa kutemukan
varian lainnya yang lebih menarik.
Sedikit catatan, aku menemukan beberapa typo
dan pemenggalan kata yang tidak pada tempatnya. Bisa dilihat pada halaman 56,
131, dan 144. Memang kisah percintaan di Harlequin satu ini cukup berlebihan
dan menggunakan alur yang menurutku lambat. Belum lagi Kieran yang begitu keren dan kuat
hanya memiliki porsi sedikit dalam adegan pertarungannya. Awalnya aku berharap
ada pertarungan yang digambarkan dengan sengit, karena image Kieran yang begitu
keren, yang kubayangkan seperti Cloud tanpa rambut spike, hehe. Akan tetapi
malah adegan tebar pesona ehh kekaguman maksudnya yang banyak ditampilkan. Haha,
mungkin aku juga sih yang salah novel yaa. Mencari yang seperti itu di novel
beraliran Harlequin. Namun aku masih penasaran dan masih ingin berkenalan lebih
jauh dengan Harlequin. :)
Yup, intinya ini novel yang ringan, dan
lumayan mengasyikan. Cocok dibaca sebagai selingan. Karena aku pikir, membaca
buku atau novel yang serius apalagi tebal terus menerus bisa bikin otak penat.
Jadi novel seperti ini cocok saja untuk me-refresh pikiran dan menghilangkan
kepenatan, hehe. Apalagi buat pembaca perempuan nih. Umumnya perempuan suka kan
dengan novel romantis semacam ini. Tentang ditaksir seorang prince charming nan
baik hati, mapan, dan setia pula, haha. Karena aku juga perempuan dan ada
kebutuhan untuk merasa dicintai. Dan kisah di novel ini memberikan perasaan
enaknya dicintai, secara tulus pula. Sebagai bacaan selingan, gak masalah lah
yaa. Haha, oke, sebaiknya ku berhenti di sini. Mudah-mudahan resensi ini
bermanfaat. Happy Reading, Folks. :D
Rating: (2/5) it was ok
Rating: (2/5) it was ok
Comments
Post a Comment